Thursday 20 October 2016

Perlengkapan Pelindung Tubuh Dalam K3

Source Image. http://www.muaragabe.com/
Berikut merupakan perlengkapan yang di gunakan untuk melindungi diri disaat terjadi kecelakaan dan resiko yang terjadi dalam pengerjaan.

  • Kepala
    Helm bermanfaat untuk melindungi kepala dan telinga.
  • Mata
    Kacamata debu atau pelindung muka transparan mampu melindungi mata mencegah percikan masuk kedalamnya.
  • Muka dan paru-paru
    Respirator melindungi bagian bawah muka dan dapat menyaring kabut, uap, asap dan gas. Hanya penyaring yang benar yang boleh dipakai dan dalam hal tertentuk jika diperlukan dapat juga digunakan udara bertekanan sekaligus selangnya.
  • Tubuh
    Jaket dan celana panjang anti-percikan akan melindungi kulit jika terpasang dengan benar dan terbuat dri bahan yang sesuai.
  • Tangan
    Sarung tangan yang tepat harus dipakai jika menangani bahan kimia ataupun kalengnya.
  • Kaki
    “Sepatu karet” menjaga agar kaki tetap kering dan tidak tergelincir di atas lantai yang basah. Pastikan bahwa tidak ada benda yang masuk atau mengalir ke dalamnya. 
  • NOTE!!!:Ingat tidak semua pakaian dan perlengkapan pelindung cocok dengan bahan kimia. Jika tempat kerja berbeda, model pakaian pelindung juga harus berbeda. Bahan kimia yang menyebabkan
    korosi ; misalnya zat asam, dapat merusak pakaian pelindung ringan ; respirator (“topeng-gas”) harus menggunakan penyaring yang tepat. Jika memungkinkan, hindarilah kontak langsung dengan bahan kimia yang ada ditempat kerja, meskipun dipakai pelindung. Membersihkan diri dengan sebaik-baiknya juga harus dilakukan sebelum makan, minum, merokok maupun pulang. 
Sekian semoga bermanfaat.

Referensi: 
  • Teknik Industri - K3 dan Sikap Kerja Semster I Kurikulum  2013 oleh Kemendikbud

Tuesday 18 October 2016

Fungsi Menu Constraints Pada Autodesk Inventor

Constraints secara otomatis akan diaplikasikan begitu anda membuat sketch. Simbol Batasan pada kursor menunjukkan tipe dari batasan tersebut. Constraints mencegah perubahan yang tidak diinginkan ketika ukurannya diubah atau referensi dari bentuk geometri dihilangkan. Dalam Inventor dikenal apa yang dinamakan Derajat Kebebasan (Degree of Freedom).
Derajat Kebebasan ini menunjukkan sejauh mana sebuat Object Sketch dapat berubah bentuk dan ukurannya. Constraint digunakan untuk membatasi derajat kebebasan tersebut. Sebagai contoh, sebuah lingkaran mempunyai dua derajat kebebasan, letak titik pusat radiusnya. Jika titik pusat dan radiusnya sudah ditentukan, maka dikatakan lingkaran tersebut dibatasi sepenuhnya (Fully Constraint).Berikut merupakan tabel penggunaan menu Constrainst
Sekian dari Machinedo Blog semoga bermanfaat.
Referensi: Modul Pembelajaran Autodek Inventor oleh Yatin Ngadiyono. M. Pd. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Cara Menggambar Manual Segi Enam Sama Sisi

Perlihatkan pembuatan segi enam di dalam sebuah lingkaranpada Gambar 1.0. Caranya ialah setelah membuat lingkaran, kemudian dengan tidak mengubah jari-jari lingkaran dari titik D dan C dilingkarkan kembali jari-jari tersebut sehingga memotong di titik E dan F, juga G dan H. Hubungkan titik-titik D, E, G, C, G, F, dan D dengan garis lurus sehingga saling menutup membentuk segi enam beraturan. 
Cara Menggambar segi enam sama sisi
Gambar 1.0

Gambar 2.0 memperlihatkan cara pembuatan segi enam di luar lingkaran. Caranya adalah buat garis sejajar sumbu AB l dan m sehingga menyinggung lingkaran dititik Q dan T. Dari titik pusat O buat sudut 30' membentuk sudut COQ dan QOD. Buat garis CE dan DF melalui titik pusat O. Hubungkan titik C dan D, serta titik F dan E sehingga terbentuk garis CD dan FE. Buat garis CA, FA, DB, dan EB yang menyinggung lingkaran di titik P, V, S, dan R. Terbentuk segi enam ACDBEF yang terletak di luar lingkaran.
Gambar 2.0

Refensi : 
  • Buku Ajar Gambar Teknik UNNES Oleh Drs.Muhammad Khumaedi, M.Pd

Friday 7 October 2016

Pengertian Pompa

Pengertian PompaSecara sederhana sebuah pompa dapat didefenisikan sebagai sebuah mesin yang dioperasikan untuk menghasilkan kerja mekanis yang selanjutnya digunakan untuk memindahkan fluida cair melalui suatu sistem perpipaan sekaligus meningkatkan tekanan dari fluida cair tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sebuah pompa memiliki tujuan sebagai berikut :
Pertama, untuk memindahkan fluida cair dari satu tempat ke tempat yang lain yang kita bisa dapati dalam proses pemindahan air dari reservoir bawah ke tangki penyimpanan atas yang antara lain terdapat pada rumah, gedung dan lainnya.
Kedua, untuk mensirkulasi fluida cair di sekitar sistem, seperti water pump untuk mensirkulasi air pendingin atau oil pump untuk mensirkulasi minyak pelumas pada engine.
Pada umumnya mekanisme pada pompa berupa reciprocating atau rotary yang membutuhkan energi dalam menghasilkan usaha mekanisnya untuk menggerakkan fluida. Oleh karena itu, pompa beroperasi bersamaan dengan mekanisme penggerak sebagai tenaga gerak pompa. Mekanisme penggerak pompa dapat berupa namun tidak terbatas pada mekanisme manual (tuas), motor listrik, atau motor bakar. Komponen Utama Sistem Pemompaan Suatu sistem pemompaan cukup kompleks terdiri atas beberapa komponen utama dan komponen pendukung selain pompa itu sendiri untuk menjamin proses aliran fluida, pengaturan tekanan, pengaturan debit aliran, monitoring dan troubleshooting dapat dilakukan dengan lebih lancar dan lebih mudah.
Komponen utama sistem pemompaan adalah :
  • Pompa
  • Penggerak pompa, berupa : motor listrik atau mesin diesel
  • Pemipaan
  • Valve
Peralatan pengguna akhir dengan persyaratan tertentu (misalnya tekanan, kecepatan aliran atau debit) yang menetukan komponen dan susunan sistem pemompaan. Contohnya adalah alat penukar panas, tangki dan mesin hidrolik.Selain komponen - komponen tersebut, suatu sistem pemompaan juga dilengkapi beberapa komponen pendukung antara lain sebagai berikut :
  • Pressure gauge
  • Regulator
  • Pressure switch
  • Protection switch
  • Filter
Referensi :
  1. Pump Characteristic and Application, 2nd ed. Michael W. Volk, P.E
  2. Avallone, Eugenen A., & Baumeister, TheodoreMark's Standard hanbook for Mechanical Engineers, Mc Graw Hill , New York, 1999
  3. Karassik, I. J., Krutzsch, W. C., Fraser, W. H., and Messina, J. P. ,  Pump Handbook, Third Edition, McGraw-Hill, New York, 2000.
  4. www.wikipedia.com
  5. Pedoman Efesiensi Energi untuk Industri - www.energyefficiencyasia.org
  6. Sumber Artikel : Teknik Mesin Blog

Macam-Macam Garis Gambar Teknik Mesin

Dalam gambar teknik mesin dipergunakan beberapa macam garis yang mempunyai fungsi berbeda-beda sesuai dengan tujuannya. Masing-masing garis tersebut dibuat dengan fungsi, bentuk dan tebal yang berbeda sesuai dengan aturan yang ada. Adapun fungsi, bentuk dan tebal garis yang dipergunakan dalam gambar teknik mesin adalah seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini.



































Ketebalan garis gambar di atas sudah standar, tetapi bisa juga di dalam pemakaiannya tukang gambar hanya menggunakan perkiraan di dalam menetapkan garis gambar yang digunakan, keadaan seperti ini dapat timbul jika gambar-gambar yang dibuat terlalu kecil atau komponen-komponen yang digambar terlalu banyak, sehingga apabila dibuat garis sesuai aturan, mungkin timbul kesan gambarnya menjadi kurang sesuai atau mungkin menjadi sempit. Untuk menghindari kesan-kesan tersebut maka tebal garis, dibuat dengan menggunakan perbandingan seperti di bawah ini.

Untuk memperjelas penggunaan dari masing-masing jenis garis tersebut, dapat dilihat Gambar 3. Pada gambar tersebut nampak bahwa masing-masing jenis garis digunakan sesuai dengan fungsinya seperti yang telah dijelaskan.
Gambar .3

Sekian terima kasih dan semoga bermanfaat.
Sumber : Buku Ajar Gambar Teknik UNNES Oleh Drs.Muhammad Khumaedi, M.Pd

Pengertian dan Macam-Macam Proyeksi Ortogonal

Gambar proyeksi: Untuk menyajikan sebuah gambar benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan cara proyeksi. Proyeksi merupakan cara pandang benda dari titik, garis,bidang yang merupakan suatu gambar yang akan kita lihat dari setiap sisi-sisinya. berikut ini ada beberapa jenis proyeksi, diantaranya sebagai berikut :

1. Proyeksi Isometri

Sebagai contoh diambil sebuh kubus. kemudian kubus ini diletakan seperti pada gambar isometri tersebut. kemudian kubus ini dimiringkan sehingga bendanya berdiri tegak lurus pada bidang vertikal, sudut antar bidang bawah dan bidang horizontal menjadi 35°. ketika proyeksi ini dibidang P proyeksinya akan menunjukan ketiga bidang dari kubus. dalam gambar ini proyeksi ini sisi-sisi AB,AD,AE sama panjang, dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120°. Ketiga garis lurus AB, AD, dan AE adalah sumbu-sumbu isometri. Panjang masing-masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi sebelumnya, panjang garis-garis dapat diukur pada sumbu sekala yang sama yaitu 0,82 : 1. hasilnya dari sin 54. oleh karena itu sekala perpendekan ini ditentukan demikian rupa hingga skala standart pada garis miring 45° dipindahkan pada garis miring 30°, sekala ini disebut skala isometri.

2.Proyeksi Dimetri

Proyeksi Dimetri
Pada gambar dismping menunjukan dimana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri.






3. Proyeksi Trimetri
Proyeksi Trimetri
Dimana skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama dengan demikian proyeksi ini disebut proyeksi trimetri.





4. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi Ortogonal
Proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya, garis-garis memperoyeksikanya benda terhadap bidang proyeksi disebut bidang proyektor. selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain.

Demikianlah yang saya uraikan tentang 4 proyeksi/pandangan pada gambar mudah-mudahan bermanfaat sekian dan terimakasih wasalam



Wednesday 5 October 2016

Perhitungan Roda Gigi Payung

Apabila diinginkan memindah daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada : drill chuck, jalur vertikal pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin sekrap dan pengatur arah pada mesin bor pekerjaan berat. Pada umumnya pasangan roda gigi payung membentuk sudut 90° namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung dengan dengan sudut lebih besar dan lebih kecil dari 90°.
Pemakaian roda gigi payung (Bevel gear) adalah untuk memindahkan putaran (daya putar) dari suatu poros yang lainnya dengan berbagai macam posisi menyudut dan berbagai macam perbandingan putaran.

Berbagai macam sudut tersebut dapat kita katagorikan menjadi 3 macam yaitu :
  • Besar sudut sama dengan 90°
  • Besar sudut lebih kecil dari 90°
  • Besar sudut lebih besar dari 90°
Jika dilihat dari sistem pembentukan profil gigi dari dasar-dasar pengukurannya, roda gighi payung ini sama halnya dengan roda-roda gigi lainnya, yaitu dibentuk dengan 2 sistem :
  • Menurut sistem metrik (MM)
  • Menurut sistem Diametral Pitch (DP)
Dalam pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaanya adalah harus selalu berpasanagan, karena antara yang saatu dengan lainnya itu, baik dari bentuk maupun ukurannya adalah akan saling berpengaruh. Atau tegasnya apabila sepasang roda gigi payung telah direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga atau putaran dengan suatu perbandingan tertentu dan dengan besar sudut antara kedua porosnya sudah tertentu pula, maka kedua roda gigi tersebut tidak bisa dipakai untuk perbandingan ataupun besar sudut yang lainnya.

GAMBAR HUBUNGAN SEPASANG RODA GIGI PAYUNG DENGAN SUDUT 90°

Keterangan :
Dk = Diameter kepala
Dt = Diameter tusuk
R = Jari-jari penjuru
b = Lebar gigi
Ha = Tinggi kepala gigi
Hi = Tinggi kakia gigi
α = Sudut poros
β = Sudut tusuk
ϫ = Sudut mika
λ = Sudut potong
ᵟ = Sudut kepala
€ = Sudut kaki
θ = Sudut miring samping

SISTEM METRIK
Ketentuan-ketentuan untuk sistem metrik adalah sama halnya dengan untuk roda-roda gigi lurus yaitu :

Modul Gigi (M)
Modul gigi ditentukan pada lingkaran-jarak-bagi paling besar yaitu :
t D1
M = ----- = ------- (mm)
π z1
Keterangan :
M = Modul gigi (mm)
t = Jarak antara gigi terluar (mm)
D = Diameter jarak gigi (mm)
Z = Jumlah gigi

Diameter Tusuk ( Dt ) :
Dt = Z . M
Tinggi kepala gigi ( Ha )
Ha = 0,8 . M
Tinggi kaki gigi ( Hi )
Hi = 1 . M
Tinggi gigi ( Hg )
Hg = 1,8 . M
Dan aja juga yang menggunakan ketentuan :
Ha = 1 . M
Hi = 1,66 . M
Hg = 2,66 . M

Jika sepasang roda gigi payung bekerja dengan sudut antara porosnya adalah 90° , maka :

Untuk roda gigi I

               Z1
Tg α1 = -----
               Z2
Untuk roda gigi II


               Z2
Tg α2 = -----
               Z1

              Dt1
R1 = ------------ ( Untuk roda gigi I )
         2 Sin β 1


                Dt2
R2 = -------------- ( Untuk roda gigi II )
           2 Sin β 2


             Ha
Tg ᵟ = -------
             R1

             H1
Tg € = -----
              R

Sudut muka = Sudut tusuk + Sudut kepala ( ϫ = β + ᵟ )
Sudut potong = Sudut tusuk – Sudut kaki ( λ = β - € )
Sudut miring samping = 90° – Sudut tusuk ( 90° - β )



SOAL : PERHITUNGAN RODA GIGI PAYUNG
1. Hitunglah dimensi / ukuran suatu roda gigi payung, jika diketahui jumlah gigi yang dibuat adalah : Z = 24 buah, Modul yang digunakan Modul M 2,75 dan sudut tusuknya adalah β = 45º



JAWAB :
1. Diameter Tusuk (Dt)
Dt = Z x M
     = 24 x 2,75
     = 66 mm

2. Diameter Kepala (Dka)
Dka = Dt + 1,6 x M Cos β
        = 66 + 1,6 x 2,75 x Cos 45º
        = 66 + 4,4 x 0,7071
        = 69 mm

3. Tinggi Kepala Gigi (Ha)
Ha = 0,8 x M
      = 0,8 x 2,75
      = 1,76 mm

4. Tinggi Kaki Gigi (Hi)
Hi = 1 x M
     = 1 x 2,75
     = 2,75 mm

5. Tinggi Gigi (Hz)
Hz = Ha + Hi
      = 1,76 + 2,75
      = 4,51 mm

6. Panjang Penjuru (R)
           Dt                66
R = ---------- = ------------ = 46,67 mm
       2 Sin β       2 . Sin 45º

7. Lebar Gigi (B)
       1.R       46,67
B = ----- = --------- = 15,5 mm
         3             3



8. Sudut Kepala Gigi

              Ha        1,76
Tg α = ------ = --------- = 0,0377
              R         46,67

      α = 2 º 9’


9. Sudut kaki Gigi

             Hi          2,75
Tg η = ------ = --------- = 0,05892
              R         46,67

        η = 3 º 22’


10. Sudut Muka (Ϫ )
Ϫ = β + α
    = 45º + 2 º 9’
    = 47 º 91’

11. Sudut Potong (λ)

λ = β + η
   = 45º + 3 º 22’
   = 41 º 38’



12. Θ = 90º - 45º
          = 45º



PUTARAN POROS ENGKOL KEPALA PEMBAGI

         40           40             16             4                    12
T = ------- = -------- = 1 ------- = 1 ------ ( 3 ) = 1 -------
          Z           24              24            6                     18



Jadi putaran poros engkol kepala pembagi adalah 1 (satu) putaran ditambah 12 lubang pada kedudukan (posisi) lubang piring pembagi berjumlah 18.

Terima Kasih
Sumber : Falbi