Showing posts with label Machining. Show all posts
Showing posts with label Machining. Show all posts

Tuesday, 20 December 2016

Apa Itu Bearing/Bantalan?


Kang Damai - Kali ini saya akan membahas tentang  sebuah benda yang sering kita lupakan dalam perawatannya. Bearing merupakan salah satu komponen mesin yang hampir di setiap mesin ada. nah apa itu bearing, Bearing  secara bahasa memiliki arti Bantalan. Dan dalam ilmu mekanika bearing memiliki artian sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros (shaft) agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya. bearing juga berfungsi mengurangi gesekan pada elemen mesin yang berputar pada poros/as.

Macam Macam Bearing Menurut Situs Wikipedia

Bola (Ball Bearing)

Bantalan bola menggunakan bola untuk membawa beban yang diterapkan. Karena ada titik kontak (dibandingkan dengan kontak line untuk bantalan tol (Roll Bearing]) beban daya dukung lebih rendah dari pada bantalan rol (Roll Bearing). Bantalan rol dapat mendukung kedua Radial (Tegak Lurus pada poros) dan Aksial beban (Parelel ke poros). Untuk bantalan ringan dimuat, bola menawarkan gesekan lebih rendah dari rol. Self-menyelaraskan bantalan bola juga dapat beroperasi ketika cincin bantalan sejajar. Bantalam bola yang paling umum adalah bantalan bola dalam alur. Bola presisi biasanya lebih murah untuk menghasilkan dari pada bentuk seperti rol, dikombinasikan dengan volume tinggi penggunaan, bantalan sering jauh lebih murah daripada bantalan lain dari dimensi yang sama.

Rol Silinder (Cilindrical Roller)

Bantalan rol umum menggunakan silinder dengan panjang sedikit lebih besar dari diameter. Bantalan rol biasanya memiliki kapasitan beban lebih tinggi di bawah beban tegak lurus ke arah didukung primer. Jika ras didalam dan diluar tidak sejajar, daya dukung sering turun dengan cepat dibandingkan dengan baik bantalan bola atau bantalan rol bola. Bantalan rol dikenal sejak 40 SM.

Rol Jarum (Needle Roller)

Bantalan rol jarum menggunakan silinder yang sangat panjang dan tipis. Seringkali ujung lancip ke titik, dan ini digunkan untuk menjaga rol captive, atau mereka mungkin hemispherical dan tidak captive tapidipegang oleh poros sendiri atau pengaturan yang sama. Karena rol tipis, diameter luar bantalan ini hanya sedikit lebih besar dari lubang di tengah, Namun, berdiameter kecil tol harus menekuk tajam di mana merela menghubungi ras, dan dengan demikian bantalan eragam relatif cepat.

Rol Tirus (Tapered Roller)

Bantalan tirus menggunakan rol kerucut yang berjalan pada as kerucut. Bantalan rol kebanyak hanya mengambil beban radial atau aksial, namun bantalan rol tirus mendukung beban radial dan aksial, dan umumnya dapat membawa beban lebih tinggi dari bantalan bola karena bidang kotak yang lebih besar. Taper bantalan rol yang digunakan, misalnya, sebagai bantalan roda dari kendaraan darat yang paling roda. Kerugian untuk bantalan ini adalah bahwa karena komfleksitas manifaktur, bantalan rol tirus biasanya lebih mahal dari pada bantalan bola, dan selain itu di bawah beban berat rol tirus seperti irisan dan beban bantalan cenderung mencoba untuk mengeluarkan roller, kekuatan dari kerah yang menjaga roller di bantalan menambah gesekan bantalan dibandingkan dengan bantalan bola.

Rol Bulat
Bantalan rol bulat memiliki cincin luar dengan bentuk bulat internal. Rol lebih tebal ditengah dan tipis diujungnya. Bantalan rol bola sehingga dapat menyesuaikan untuk mendukung kedua misalignment statis dan dinamis. Namun, rol bola sulit untuk memproduksi dan dengan demikian mahal, dan bantalan memiliki gesekan lebih tinggi daripada bantalan rol silinder yang ideal atau meruncing karena ada sejumlah geser antara elemen rolling dan cincin.

Referensihttps://id.wikipedia.org/wiki/Bearing_(mekanikal)Modul Elemen Mesin Kurikulum 2013 Kelas 10


Thursday, 3 November 2016

Tip & Trik Dalam Membuat Alur Pada Mesin Bubut


Bingung dan pasrah karena membuat alur selalu saja dapat halangan. memang sih membuat alur dalam mesin bubut susah susah gampang. Mulai dari pahatnya mudah aus/tumpul, atau malah patah, ditambahlagi hasil/survace-nya tidak halus. jangan takut dan nggk usah binung lagi karena inilah tips triknya.
  1. Jangan menggunakan putaran mesin dengan putaran strandard dari perhitungan, namun gunakan 1/2 - 1/4 putaran mesin dari perhitungan. contoh apa bila perhitungan putaran mesin didapatan 450 Rpm anda gunakan saja putaran mesin 150-250.       Note :  sesuaikan dengan kondisi mesin dan tool apabila mesin dan tool memadai gunakan 2/3 putaran standar.
  2. Asah pahat bubut sesuai geometri pahat Alur. Bila anda belum mengerti geometri silahkan kunjungi laman ini
  3. Jangan melakukan pemakannya terlalu cepat karena bisa membuat pahat menjadi patah.
  4. Lakukan pembebasan (clearen) pahat saat pemakanan, apalagi bagi yang menggunakan mesin CNC agar bram tidak melilit pada pahat
Nah itu tadi sedikit urain tentang Tip & Trik Dalam Membuat Alur Pada Mesin Bubut. apa bila ada kekliruan dalam istilah mohon kritikannya. Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya

Referensi : Pengalaman Damai Dwi Prasetya dan rekan rekan saya di Kelas MA SMKN 2 Karanganyar.


Monday, 31 October 2016

Tips Dalam Menggerinda Pahat Bubut Secara Manual

Dalam menggerinda pahat kita sering kesulitan dalam membuatnya menjadi rata dan sesuai dengan bentuk geometri pahat. Apalagi para siswa yang baru menginjak ajaran baru di kelas teknik pasti merek kesulitan dalam menggerjakan tugas praktek menggerinda. namun taukah anda terdapat beberapa tips bagi anda yang masih pemula dalam menggerinda pahat. berikut merupakan tips agar anda dapat menggerinda manual dengan baik.

  1. Saat menggerinda usahakan tahanlah nafas anda, ini bukan bermaksud untuk bunuh diri ya, tapi bermaksud agar kita lbih tenang dalam melakukan penggerindaan.
  2. Lakukan penggerindaaan awal pada ujung pahat yang tidak menjadi mata pahat.
  3. Apabila anda masih pemula jangan menekan pahan terlalu kuat agar pahat tidak mudah panas dan cepat termakan
  4. Lakukan pendinginan dengan teratur, jangan menunggu pahat terlalu panas baru dikasih pendingin karena beresiko merusak kekuatan pahat.
  5. Saat melakukan pemakanan gerakan pahat secara horisontal agar pahat menjadi rata begitu pula roda gerindanya agar tidak cepat berbentuk gelombang.
  6. yang terakhir adalah jangan terburu buru dan jagalah konsentrasi anda dalam menggerinda.
Inilah sedikit ilmu yang saya miliki selama menjadi anak teknik semoga bermanfaat dan jangan lupa belajar dan berusaha yang lebih giat.

Referensi ;Pengalaman Siswa Damai Dwi Prasetya dan guru-guru SMKN 2 Karanganyar

Friday, 30 September 2016

Macam-Macam Teknik Pembubutan

Pada proses pembubutan ada beberapa macam teknik yang dapat diterapkan. Masing-masing teknik tersebut memiliki tujuan/maksud tersendiri. Selain itu, perbedaan teknik pembubutan juga memengaruhi geometri hasil pengerjaan. Berikut macam-macam teknologi pembubutan.
  • Pembubutan Silindris
    Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).
Gambar 1. Pembubutan Silindris, 1. Benda Kerja, 2. Pahat Bubut.


  • Pembubutan Muka (Facing)
    Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih disukai. Sebaliknya ketika melakukan finishing gerakan pahat dari dalam ke luar lebih cocok diterapkan.

Gambar 2. Pembubutan Muka.

  • Cutting offCutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut. Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja. Oleh karena itu pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada ujung benda kerja.


Gambar 3. Cutting off.


  • RecessingRecessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.
Gambar 4. Recessing.


  • PartingParting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak sejajar maupun tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan namanya, parting digunakan untuk memotong/memisahkan benda kerja. Beberapa juga mengenalparting sama dengan cutting off.

  • BitingBiting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

Gambar 5. Biting.


  • Pembubutan Bentuk (Form Turning)Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran besar membentuk kontur pada benda kerja. Teknologi pembubutan bentuk seperti recessing namun perbedaannya terdapat pada bentuk pahat yang unik pada pembubutan bentuk. Bentuk pahat yang unik ini dapat disebut dengan istilah pahat bubut bentuk.
Gambar 6. Pembubutan Bentuk.



  • Pembubutan TirusPembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.

Gambar 7. Pembubutan Tirus.


  • Pembubutan CopyPembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk benda kerja sesuai dengan geometri benda replika yang telah ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan melintang dan eretan memanjang.

  • Pembubutan UlirPembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam. Pembubutan ulir tergolong dalam pembubutan silindris di mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan dibuat.



Gambar 8. Pembubutan Ulir.


  • ChamferingChamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

Gambar 9. Chamfering.


  • BoringBoring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
Gambar 10. Boring.



  • Pengeboran (Drilling)
    Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang berputar benda kerjanya).



Gambar 11. Pengeboran.


  • Reaming
    Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk memperbesar diameter lubang hasil pengeboran. Selain itu reaming juga digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Proses reaming merupakan proses lanjutan dari drilling(meskipun tidak wajib dilakukan proses reaming).
  • Knurling
    Knurling atau kadang disebut mengkartel sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja.



Gambar 12. Knurling.


Referensi : Teknik Mesin Manufaktur

Cara Membubut Tirus Dengan Memiringkan Eretan Atas


Misalkan berikut gambar benda yang ingin dibuat:
Gambar 1. Benda yang Ingin Dibuat.

Langkah pembubutan:
  • Siapkan dan atur mesin bubut serta perlengkapannya.
  • Pasang benda kerja pada cekam.
  • Bor muka benda kerja dengan bor center.
  • Facing muka benda kerja yang telah dibor tersebut.
  • Balik benda kerja, facing muka yang belum ter-facingFacing hingga mencapai panjang yang diinginkan atau sesuai gambar kerja (facing hingga panjang l).
  • Bor pada muka benda kerja yang telah di-facing tersebut dengan bor center.
  • Kondisikan proses pembubutan benda kerja dengan dua center.
  • Atur kemiringan eretan atas sesuai sudut yang diinginkan. Bila besar sudut belum diketahui, cari besar sudut tersebut dengan persamaan berikut:
Gambar 2. Penamaan Dimensi pada Tirus.

Gambar 3. Persamaan untuk Mencari Sudut α.
Gambar 4. Kemiringan pada Eretan Atas.

Bubut atau sayat benda kerja hingga mencapai diameter D. Gerak penyayatan pahat tersebut harus menggunakan eretan atas (karena eretan atas sudah diatur miring, bila menggunakan eretan memanjang atau eretan melintang hasil pembubutan akan lurus). Diameter D atau diameter yang besar digunakan sebagai pedoman pengukuran karena ujungnya berbentuk sudut lancip. Ujung yang lancip akan lebih mudah diukur dengan jangka sorong (diameterd atau diameter kecil sulit diukur dengan jangka sorong karena ujungnya berbentuk sudut tumpul atau lebih besar dari 90°).


Terimakasih.

Thursday, 29 September 2016

Langkah-Langkah Membubut Ulir Segitiga

Membubut Ulir Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metric dengan sudut 60* dan ulir withworth 55* ), segi empat dan trapezium (sudut ulir 29* ). Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut:

  1. Bubutlah diameter ulir. 
  2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir. 
  3. Pinggulah ujung dari benda kerja. 
  4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan pasanglah pahat ulir. 
  5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat. 
  6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja. 
  7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter dan lurus dengan benda kerja. 
  8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut tabel sesuai dengan banyaknya ulir yang akan dibuat. 
  9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda. 
  10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh. 
  11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan. 
  12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan lintang dan tidak merubah kedudukannya. 
  13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk penyayatan. 
  14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh bergerak. 
  15. Jalankan mesin 
  16. Masukan tuas penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0. 
  17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang sehingga pahat bebas dari benda kerja. 
  18. Kembalikan eretan. 
  19. Hentikan mesin.
Sekian semoga bermanfaat by Machinedo Blog