Showing posts with label Turning Machine. Show all posts
Showing posts with label Turning Machine. Show all posts

Monday, 22 May 2017

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar  harus memilki  bagian-bagian utama yang standar sehingga mampu menghasilkan hasil kerja yang sesaui dengan yang diinginkan. Bagian-bagian mesin  bubut standar diantaranya:

1. Kepala Tetap (Head Stock).
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin (Gambar 1.3a) yang berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut (Gambar 1.3b).

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gamar 1.3a. Spindel utama mesin bubut
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.3b. Kepala tetap terpasang cekam (chuck) pada spindle utama mesin bubut

Didalam konstruksi kepala tetap, terdapat roda pully yang dihubungkan dengan motor penggerak (Gambar 1.4). Dengan tumpuan poros dan mekanik lainnya, pully dihubungkan dengan poros spindel dan beberapa susunan transmisi mekanik dalam gear box (Gambar 1.5). Susunan transmisi mekanik dalam gear box tersebut terdapat beberapa komponen diantarnya, roda gigi berikut poros tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik lainnya yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan arah pemakanan. Susunan transmisi mekanik didalam gear box, dihubungkan dengan beberapa tuas/handel dibagian sisi luarnya, yang rancangan atau didesainnya dibuat sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau dalam rangka menggunakan/mengatur dan merubah tuas/handel tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.4. Roda Pully dan mekanik lainnya
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.5. Gear Box pada kepala tetap
Setiap mesin bubut dengan merk atau prabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda pula walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin bubut standar “Celtic 14”, dapat memperoleh putaran mesin yang berbeda-beda apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya diubah-ubah menggunakan tuas pengatur kecepatan putaran yaitu “A” (kerja tunggal) dan “B” (kerja ganda). Putaran cepat (tinggi) biasanya dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D” berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan dengan kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat dilihat pada pelat tabel pembubutan dan ulir).

2. Kepala Lepas (Tail Stock).
Kepala lepas (tail stock) yang ditunjukkan pada (Gambar 1.6), digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses engeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan mealkukan pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu,  yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm (Gambar 1.7).
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.6 Kepala lepas dan Fungsinya
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.7. Roda Putar (Nonius) pada kepala lepas


Kepala lepas ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. tinggi senter kepala lepas sama dengKepala lepas dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. tinggi senter kepala lepas sama dengan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus.


3. Alas/Meja Mesin (Bed machine).
Alas/meja mesin bubut (Gambar 1.8), digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar. 

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.8. Alas/bed mesin
4. Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada (Gambar 1.9a), berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan melintang (cross carriage) terlihat pada (Gambar 1.9b), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top carriage) terlihat pada (Gambar 1.9c), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/bergesar.
Gambar 1.9. Eretan (carriage) memanjang, melintang dan atas.
Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan dan mengatur kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonius) yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya (Gambar 1.10). Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih kasar bila dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur pada eretan melintang, yaitu antara 0,1 s.d  0,5 mm  dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm. Skala garis ukur (noniuos) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.

Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar  1.10. Nonius pada roda pemutar eretan memanjang dan melintang
Gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan. Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi dengan beberapa tuas/handel dan roda pemutar yang masing memilki fungsi yang berbeda.

5. Poros Transportir  dan Poros Pembawa 
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan  jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis. Poros transportir dan poros pembawa dapat dilihat pada (Gambar 1.11)
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.11. Poros Transporter dan poros pembawa eretan
6. Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka ari itu, didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut (Gambar 1.2)
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
Gambar 1.12.  Tuas pengatur kecepatan dan pengubah arah putaran transportir 

7. Penjepit/Pemegang Pahat (Tools Post)
Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).
  • Pemegang pahat standar
  • Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-baut yang terdapat pada pemegang pahat. Pemegang pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat satu dan empat (Gambar 1.13). Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat bubut sebanyak satu buah, sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus, sehingga bila dalam proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat dudukan satu.
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
  • Pemegang Pahat Dapat disetel (Justable Tooll Post)
  • Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian&nbsp pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberI ganjal, karena&nbsp pada bodi pemegang pahat  sudah terdapat dudukan rumah pahat yang&nbsp desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang dengan mudah&nbsp dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur ketinggian pahat bubut.&nbsp Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila dilihat dari konstruksi dudukan&nbsp rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel&nbsp dengan dudukan rumah pahat satu buah (Gambar 1. 14) dan pemegang&nbsp pahat dapat disetel dengan dudukan rumah lebih dari satu/ multi (Gambar&nbsp 1.15).
    Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
    Gambar 1.14. Pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah
    Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Standar
    Gambar 1.15. Beberapa jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu
    Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satubuah, karena hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah apabila inginmengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu rumah pahatyang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu (multi), padarumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehinggaapabila dalam proses pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya, karena tidak harusmelepas/membongkar pasang rumah pahat yang sudah terpasangsebelumnya.

Sumber : 
TEKNIK PEMESINAN BUBUT 1
Program Studi: Teknik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri  (Kelas XI-Semester 3)
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013

Thursday, 3 November 2016

Tip & Trik Dalam Membuat Alur Pada Mesin Bubut


Bingung dan pasrah karena membuat alur selalu saja dapat halangan. memang sih membuat alur dalam mesin bubut susah susah gampang. Mulai dari pahatnya mudah aus/tumpul, atau malah patah, ditambahlagi hasil/survace-nya tidak halus. jangan takut dan nggk usah binung lagi karena inilah tips triknya.
  1. Jangan menggunakan putaran mesin dengan putaran strandard dari perhitungan, namun gunakan 1/2 - 1/4 putaran mesin dari perhitungan. contoh apa bila perhitungan putaran mesin didapatan 450 Rpm anda gunakan saja putaran mesin 150-250.       Note :  sesuaikan dengan kondisi mesin dan tool apabila mesin dan tool memadai gunakan 2/3 putaran standar.
  2. Asah pahat bubut sesuai geometri pahat Alur. Bila anda belum mengerti geometri silahkan kunjungi laman ini
  3. Jangan melakukan pemakannya terlalu cepat karena bisa membuat pahat menjadi patah.
  4. Lakukan pembebasan (clearen) pahat saat pemakanan, apalagi bagi yang menggunakan mesin CNC agar bram tidak melilit pada pahat
Nah itu tadi sedikit urain tentang Tip & Trik Dalam Membuat Alur Pada Mesin Bubut. apa bila ada kekliruan dalam istilah mohon kritikannya. Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya

Referensi : Pengalaman Damai Dwi Prasetya dan rekan rekan saya di Kelas MA SMKN 2 Karanganyar.


Saturday, 22 October 2016

Struktur Program Mesin Bubut CNC GSK 928 TE


    • Karakter
    Karakter adalah unit dasar untuk menyusun program CNC. Karakter termasuk huruf dan angka, dan tanda. Huruf yang digunakan ada 17 buah yaitu: D E F G I K L M N P R S T U W X Z. Angka yang digunakan adalah: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Tanda yang digunakan adalah: %, - (negatif), dan . (desimal).

    Tabel 3. Definisi karakter dan jangkauannya .


    Contoh program CNC untuk mesin CNC dengan sistem kontrol GSK928TE:

    %77
    N0000G50X60Z5
    N0010M3T10S1500M8F100
    N0015G0X54Z2
    N020G71X33I2K1L7F100
    N030G1Z0
    N040X33.5
    N050W-33
    N060X40.5
    N070Z-75
    N080X50.5
    N090Z-80
    N100G0X60Z22
    N105T20
    N120M3S2000F80
    N122G0X29Z2
    N120G1X29Z0
    N130G2X33Z-2R2
    N140G1Z-33
    N150X36
    N160G2X40Z-35R2
    N170G1Z-75
    N180X46
    N190G2X50Z-77R2
    N200G1Z-85
    N210X60
    N220G0Z5
    N230X80
    N240T50
    N250G0X33Z5
    N250G92X30Z-20P1.5I2K2R1
    N130X29.5
    N140X29
    N140G0X60Z5
    N140M5M2M30 
    • Kata
    Satu kata terdiri dari satu huruf karakter dan angka, misalnya N00, X25, dan Z-100. Tiap kata harus memiliki satu huruf karakter dan angka di belakangnya. Angka 0 (nol) bisa diabaikan kalau harganya tetap sama, misalnya M03 bisa ditulis M3. Tanda positif bisa diabaikan, tetapi tanda negatif harus ada. 

    • Nomer blok
    Nomer blok dimulai dengan huruf N dan diikuti empat digit angka integer (bilangan bulat).

    • Blok (baris)
    Satu blok terdiri dari nomer blok dan beberapa kata, satu blok bisa terdiri dari 255 karakter. Nomer blok akan muncul secara otomatis, yang akan dapat diubah pada mode edit.
    • Struktur program CNC
    Satu baris (blok) terdiri dari kode-kode yang terdiri dari satu atau lebih pengoperasian pemesinan secara berjajar. Sebuah program CNC terdiri dari beberapa baris program yang disusun sesuai dengan langkah-langkah proses pemesinan. Nomer baris digunakan untuk mengidentifikasi baris-baris program. Nama program (atau nama file) digunakan untuk mengidentifikasi program CNC. Setiap program CNC mempunyai satu nama dan terdiri dari beberapa baris.


      Source : Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE Oleh B.Sentot Wijanarka,MT  Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

    Langkah-Langkah Menghidupkan dan Mematikan Mesin Bubut CNC GSK 928 TE


    Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC adalah :

    1. Pastikan arus listrik 3 phase telah terhubung
    2. Pastikan tekanan angin kompresor telah tersambung
    3. Bebaskan tombol Emergency Stop
    4. Pastikan saklar utama (kunci) pada posisi ON (kunci diputar ke kanan)
    5. Tunggu sampai logo sistem kontrol dan versi perangkat lunak muncul
    6. Tekan tombol START (hijau)
    7. Tekan tombol JOG
    8. Geser pahat arah X dan atau arah Z (posisikan pahat pada daerah yang aman untuk bergerak ke arah referensi)
    9. Tekan tombol ref point X (eretan menuju referensi X)
    10. Tekan tombol ref point Z (eretan menuju referensi Z) 

    Untuk mematikan mesin, langkahnya: 
    1. Pastikan tidak ada alarm (kalau ada alarm hendaknya dibetulkan dahulu kesalahan yang terjadi atau tekan reset) 
    2. Tekan tombol STOP
    3. Putar kunci POWER ke OFF, tutup aliran angin kompresor
    4. Tekan tombol Emergency  Stop.

    Source : Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE Oleh B.Sentot Wijanarka,MT  Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

    Friday, 30 September 2016

    Macam-Macam Teknik Pembubutan

    Pada proses pembubutan ada beberapa macam teknik yang dapat diterapkan. Masing-masing teknik tersebut memiliki tujuan/maksud tersendiri. Selain itu, perbedaan teknik pembubutan juga memengaruhi geometri hasil pengerjaan. Berikut macam-macam teknologi pembubutan.
    • Pembubutan Silindris
      Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).
    Gambar 1. Pembubutan Silindris, 1. Benda Kerja, 2. Pahat Bubut.


    • Pembubutan Muka (Facing)
      Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih disukai. Sebaliknya ketika melakukan finishing gerakan pahat dari dalam ke luar lebih cocok diterapkan.

    Gambar 2. Pembubutan Muka.

    • Cutting offCutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut. Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja. Oleh karena itu pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada ujung benda kerja.


    Gambar 3. Cutting off.


    • RecessingRecessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.
    Gambar 4. Recessing.


    • PartingParting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak sejajar maupun tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan namanya, parting digunakan untuk memotong/memisahkan benda kerja. Beberapa juga mengenalparting sama dengan cutting off.

    • BitingBiting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

    Gambar 5. Biting.


    • Pembubutan Bentuk (Form Turning)Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran besar membentuk kontur pada benda kerja. Teknologi pembubutan bentuk seperti recessing namun perbedaannya terdapat pada bentuk pahat yang unik pada pembubutan bentuk. Bentuk pahat yang unik ini dapat disebut dengan istilah pahat bubut bentuk.
    Gambar 6. Pembubutan Bentuk.



    • Pembubutan TirusPembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.

    Gambar 7. Pembubutan Tirus.


    • Pembubutan CopyPembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk benda kerja sesuai dengan geometri benda replika yang telah ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan melintang dan eretan memanjang.

    • Pembubutan UlirPembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam. Pembubutan ulir tergolong dalam pembubutan silindris di mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan dibuat.



    Gambar 8. Pembubutan Ulir.


    • ChamferingChamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

    Gambar 9. Chamfering.


    • BoringBoring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
    Gambar 10. Boring.



    • Pengeboran (Drilling)
      Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang berputar benda kerjanya).



    Gambar 11. Pengeboran.


    • Reaming
      Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk memperbesar diameter lubang hasil pengeboran. Selain itu reaming juga digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Proses reaming merupakan proses lanjutan dari drilling(meskipun tidak wajib dilakukan proses reaming).
    • Knurling
      Knurling atau kadang disebut mengkartel sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja.



    Gambar 12. Knurling.


    Referensi : Teknik Mesin Manufaktur

    Cara Membubut Tirus Dengan Memiringkan Eretan Atas


    Misalkan berikut gambar benda yang ingin dibuat:
    Gambar 1. Benda yang Ingin Dibuat.

    Langkah pembubutan:
    • Siapkan dan atur mesin bubut serta perlengkapannya.
    • Pasang benda kerja pada cekam.
    • Bor muka benda kerja dengan bor center.
    • Facing muka benda kerja yang telah dibor tersebut.
    • Balik benda kerja, facing muka yang belum ter-facingFacing hingga mencapai panjang yang diinginkan atau sesuai gambar kerja (facing hingga panjang l).
    • Bor pada muka benda kerja yang telah di-facing tersebut dengan bor center.
    • Kondisikan proses pembubutan benda kerja dengan dua center.
    • Atur kemiringan eretan atas sesuai sudut yang diinginkan. Bila besar sudut belum diketahui, cari besar sudut tersebut dengan persamaan berikut:
    Gambar 2. Penamaan Dimensi pada Tirus.

    Gambar 3. Persamaan untuk Mencari Sudut α.
    Gambar 4. Kemiringan pada Eretan Atas.

    Bubut atau sayat benda kerja hingga mencapai diameter D. Gerak penyayatan pahat tersebut harus menggunakan eretan atas (karena eretan atas sudah diatur miring, bila menggunakan eretan memanjang atau eretan melintang hasil pembubutan akan lurus). Diameter D atau diameter yang besar digunakan sebagai pedoman pengukuran karena ujungnya berbentuk sudut lancip. Ujung yang lancip akan lebih mudah diukur dengan jangka sorong (diameterd atau diameter kecil sulit diukur dengan jangka sorong karena ujungnya berbentuk sudut tumpul atau lebih besar dari 90°).


    Terimakasih.